Kids, siapa yang pernah mendengar tentang Danau Toba di Sumatra Utara? Atau kamu pernah berkunjung ke lokasi danau terbesar yang ada di Indonesia ini? Jadi yang terbesar di Indonesia, Danau Toba memiliki luas dan dalam seperti lautan, lo. Lalu, bagaimana dengan danau terbesar di dunia, ya?. Nah, kali ini Kak Regina akan mengajak kamu melihat danau terbesar di dunia.
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe tourism area of Toba Lake is one of The National Tourism Strategic Areas KSPN. In the last five years the number of visitors is still low. The aim of this study is to identify the problematic aspects in developing tourism area and the efforts to overcome it. This research is quantitative and used design survey. The aspects in developing the tourism area analyzed were tourist attraction, accessibility, infrastructure and facilities, as well as social condition and community support. All those aspects was elaborated into indicators which set to be the statements in questionnaire using Likert scale. Based on chi square test, all the aspects has different category significantly. The results showed that accessibility and community support were the aspects with the lower category than others. But, the accessibility need to be prioritised in developing the Toba Lake tourism area in Toba Samosir regency. It is required efforts to provide and improve its accessibility in developing this Toba Lake tourism area in Toba Samosir regency. Figures - available via license CC BY-NC-SAContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. TATA LOKA VOLUME 20 NOMOR 2, MEI 2018, 100-112 Ā© 2018 BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN 0852-7458- E ISSN 2356-0266 DOI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA, KABUPATEN TOBA SAMOSIR Toba Lake Tourism Area Development in Toba Samosir Regency Rizky Arimazona Siregar, Hanny Wahidin Wiranegara1, Henky HermantoroDiterima 28 November 2017 Disetujui 1 Maret 2018 Abstrak Kawasan pariwisata Danau Toba termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KSPN, tetapi pada lima tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aspek dalam pengembangan kawasan pariwisata yang kondisinya bermasalah dan usulan perbaikannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif, digunakan desain survey angket. Kondisi aspek-aspek pengembangan kawasan pariwisata yang dianalisis meliputi daya tarik wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, kondisi sosial dan dukungan masyarakat. Semua aspek dijabarkan ke dalam indikator yang menjadi dasar disusunnya pernyataan dalam angket dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan uji chi square, semua aspek pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba memiliki kategori yang berbeda secara signifikan. Hasil menunjukkan, bahwa aspek aksesibilitas dan dukungan masyarakat memiliki kategori lebih rendah dibanding aspek lainnya. Aspek yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir adalah aspek aksesibilitas. Terkait dengan aspek ini diperlukan upaya penyediaan dan perbaikan kondisi aksesibilitas untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir. Kata kunci kawasan pariwisata, aspek pengembangan, Danau Toba Abstract The Toba Lake tourism area is one of The National Tourism Strategic Areas KSPN. In the last five years, the number of visitors is still low. The aim of this study is to identify the problematic aspects in developing tourism area and the efforts to overcome it. This research is quantitative and used design survey. The aspects in developing the tourism area analyzed were tourist attraction, accessibility, infrastructure, and facilities, as well as social condition and community support. All those aspects were elaborated into indicators which set to be the statements in questionnaire using the Likert scale. Based on chi-square test, all the aspects has different category significantly. The results showed that accessibility and community support were the aspects which the lower category than others. But, the accessibility needs to be prioritized in developing the Toba Lake tourism area in Toba Samosir regency. It is required efforts to provide and improve its accessibility in developing this Toba Lake tourism area in Toba Samosir regency. Keywords tourism area, aspects of development, Toba Lake Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FALTL, Universitas Trisakti. Program Studi Pariwisata, FPAR, Universitas Pancasila Korespondensi rzarimazona Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 101 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 PENDAHULUAN Dalam pengembangan kawasan pariwisata, Danau Toba merupakan salah satu dari 88 yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KSPN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, sehingga menjadi prioritas dalam pembangunan kepariwisataan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, atau pertahanan dan keamanan. Terkait pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba sebagai kawasan pariwisata prioritas khususnya pada bagian wilayah Kabupaten Toba Samosir terdapat peraturan pariwisata yang mendukung pengembangan kawasan ini, yaitu Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya. Peraturan tersebut berisikan tentang aspek pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Sebagai KSPN, kawasan pariwisata Danau Toba merupakan prioritas pembangunan destinasi wisata di Indonesia yang memiliki skala pelayanan nasional dan internasional. Dengan status tersebut, kawasan pariwisata Danau Toba seharusnya mampu memberikan kontribusi, dan kondisi aspek-aspek kepariwisataan seharusnya lebih memadai dibandingkan kawasan pariwisata lainnya yang tidak termasuk KSPN. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu diidentifikasi aspek-aspek pengembangan kawasan pariwisata yang masih bermasalah guna merumuskan upaya agar jumlah kunjungan wisatawan di kawasan pariwisata Danau Toba dapat meningkat, khususnya pada wilayah Kabupaten Toba Samosir. Wilayah ini merupakan salah satu pintu masuk ke kawasan pariwisata Danau Toba dengan kunjungan wisatawan paling kecil dibandingkan dengan pintu masuk di dua kabupaten lainnya Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir. lihat Gambar 1. Gambar 1. Wilayah Studi Kawasan Pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir 102 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Untuk keberhasilan pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan. Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan aspek-aspek dalam pengembangan dan pembangunan kawasan pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, dan masyarakat. Selain berdasarkan undang-undang terdapat aspek-aspek sebagai penunjang lainnya untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata diantaranya menurut Yoeti 2002, dalam Rusnanda 2015 mengungkapkan tiga aspek penting dalam pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata, meliputi atraksi attraction, aksesibilitas accesibility, fasilitas amenities. Menurut Medlik 1980, dalam Gautama 2012 terdapat langkah-langkah pengembangan pariwisata meliputi 4A, yaitu attractiveness, accessibility, amenities, ancillary. Demikian pula Nugroho 2009 mengemukakan aspek-aspek daya tarik wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, serta masyarakat dalam pengembangan kawasan pariwisata. Dalam penelitian ini digunakan empat aspek tersebut daya tarik wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, serta dukungan masyarakat lokal. Rincian atas ke empat aspek tersebut adalah sebagai berikut. Diungkapkan oleh Gunn 2002 dalam Alam 2010 bahwa aspek daya tarik wisata adalah sebagai daya pikat, dan perangsang. Daya tarik wisata terdiri atas semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, dan keunikan yang berguna untuk menarik wisatawan Inskeep, 1991 dalam Rachman, 2011. Menurut Mc Intosh, daya tarik wisata terdiri atas sumber daya alam meliputi iklim, bentuk alam, flora, fauna, sungai, pantai, pemandangan alam, sumber mata air, sanitasi dan lainnya 1995, dalam Rachman 2011. Sementara menurut Burkart dan Medlik 2004, dalam Wardiyanto 2011 daya tarik wisata terdiri atas ketertarikan wisatawan yang dipengaruhi oleh keragaman maupun kualitas atraksi seperti taman, pusat hiburan, pusat belanja, pusat konvensi, kasino atau lainnya. Aksesibilitas terdiri atas keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan tempat tinggal wisatawan dengan objek dan daya tarik wisata yang dituju maupun yang menghubungkan objek wisata di daerah tujuan wisata Burkart dan Medlik, 2004 dalam Wardiyanto 2011. Menurut Gun 2002, dalam Alam 2010, aksesibilitas adalah kemudahan mencapai lokasi, informasi berupa peta, buku petunjuk, artikel, brosur, internet. Aksesibilitas terdiri atas akses yang menghubungkan dari dan menuju termasuk jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, laut, udara Inskeep, 1991 dalam Rachman 2011. Sementara menurut Mc Intosh, aksesibilitas terdiri atas kapal laut, pesawat terbang, kereta api, bus, dan fasilitas transportasi lainnya 1995, dalam Rachman 2011. Prasarana dan sarana terdiri atas jaringan air bersih, limbah, gas, listrik, telekomunikasi, drainase, jalan raya, rel kereta api, bandara Mc Intosh, 1995 dan Inskeep, 1991 dalam Rachman 2011, termasuk fasilitas rumah makan dan hotel Gunn, 2002 dalam Alam 2010 serta bank, penukaran uang, telekomunikasi, persewaan alat transportasi atau barang lainnya yang mendukung kegiatan wisata Burkart dan Medlik, 2004 dalam Wardiyanto 2011. Dukungan masyarakat terdiri atas sikap ramah tamah, dan sopan santun penduduk setempat Mc Intosh, 1995 dalam Rachman 2011; Cooper et al, 2008; Inskeep, 1995; Swarbrooke, 1999 dalam Teguh, 2015 mengungkapkan masyarakat pariwisata seperti kesetaraan hubungan tamu-tuan rumah, penguatan karakteristik lokal, kepentingan masyarakat setempat, kualitas pelayanan, sarat muatan dari semua aspek, kekentalan relasi antara lingkungan fisik, dan sosial budaya. METODE Lokasi penelitian adalah kawasan pariwisata Danau Toba di dataran tinggi Bukit Barisan, pada bagian wilayah Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir merupakan pintu masuk wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Danau Toba. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 sampai tanggal 9 Juni 2016. Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 103 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Empat aspek pengembangan kawasan pariwisata yang dikaji daya tarik wisata, aksesibilitas, prasarana dan sarana, sosial dan dukungan masyarakat dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam indikator dengan rincian sebagai berikut. 1. Daya tarik wisata kemenarikan daya tarik obyek wisata dalam memberi kesan ingin berkunjung kembali, kemenarikan merchandise, harga tiket masuk, kebersihan daya tarik wisata, kenyamanan berada pada daya tarik wisata, kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di daya tarik wisata. 2. Aksesibilitas transportasi yang digunakan menuju Danau Toba, transportasi yang digunakan menuju daya tarik wisata, ketersediaan angkutan umum, ketersediaan petunjuk jalan, ketersediaan petunjuk daya tarik wisata berupa brosur, pamflet, dan peta, kondisi jalan yang dilalui, kualitas permukaan jalan yang dilalui, lama waktu perjalanan. 3. Prasarana dan sarana kemudahan melakukan komunikasi, ketersediaan air bersih, kemudahan mendapatkan air bersih, ketersediaan tempat sampah, kemudahan mendapatkan tempat sampah, kebersihan, ketersediaan toilet umum, ketersediaan penginapan, ketersediaan tempat makan, kepuasan atas menu makanan dan minuman yang tersedia, kepuasan wisatawan atas pelayanan, ketersediaan tempat parkir, kemudahan jangkauan lokasi parkir, ketersediaan toko penjual cinderamata, harga barang cinderamata. 4. Dukungan sosial masyarakat dilihat dari dua sisi. Dari sisi wisatawan meliputi kesediaan masyarakat menjadi pembimbing wisata, kesediaan masyarakat menyediakan jasa penginapan, kesediaan masyarakat menyediakan jasa penyewaan kendaraan, keberlangsungan budaya dalam keseharian masyarakat lokal, sikap ramah masyarakat lokal. Dukungan sosial masyarakat dari sisi masyarakat sendiri kesiapan masyarakat dalam pengembangan pariwisata, kesediaan bekerjasama dengan pemerintah, kesediaan menjaga kebersihan kawasan Danau Toba, kesediaan menyediakan fasilitas penginapan, kesediaan masyarakat menyediakan usaha jasa penyewaan kendaraan, kesediaan masyarakat melakukan usaha kerajinan, kesediaan masyarakat menyediakan usaha makanan/minuman, kesediaan masyarakat menerima wisatawan, kesediaan masyarakat memberikan informasi kebudayaan Batak, kesediaan masyarakat melakukan aktivitas kebudayaan dalam keseharian, kesediaan masyarakat menjadi pembimbing wisatawan, kesediaan masyarakat memberikan harga yang terjangkau dari usaha barang dan jasa. Survey angket meliputi ke empat aspek tersebut ditujukan kepada wisatawan dan terkait aspek dukungan sosial, angket ditujukan pula pada masyarakat setempat. Berdasarkan atas jumlah angket yang memenuhi kelengkapan jawaban, dipilih 100 buah angket jawaban untuk responden wisatawan dan 100 angket untuk responden masyarakat setempat, untuk dikompilasi dan dianalisis. Jumlah sampel memenuhi rumus Slovin. Angket untuk wisatawan disebarkan melalui 3 cara. Pertama, penyebaran dilakukan pada pintu masuk dan pengumpulan dilakukan di pintu ke luar. Cara kedua adalah dengan mendatangi wisatawan yang sedang melakukan kunjungan wisata saat wisatawan akan mengakhiri kunjungan wisatanya. Ketiga, disebar dengan bantuan pemandu wisata, satu angket untuk satu rombongan. Sementara angket untuk masyarakat lokal dibagikan dengan cara mendatangani rumah-rumah mereka maupun disebar pada tempat mereka berjualan di kawasan Danau Toba. Dalam menentukan aspek bermasalah yang perlu diperbaiki pada kawasan pariwisata Danau Toba pada wilayah studi Kabupaten Toba Samosir menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi distribusi frekuensi, analisis kategori rentang penilaian, tabulasi silang, dan analisis korelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kategori atas aspek-aspek pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut 104 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Daya Tarik Wisata Aspek daya tarik wisata menurut pendapat 70% responden termasuk kategori tinggi. Hanya dua indikator pada aspek ini yang memiliki kategori sedang, yaitu kebersihan daya tarik wisata menurut 75% responden, kepuasan atas fasilitas pada daya tarik wisata 71% responden. Kondisi ini dipengaruhi oleh masih minimnya pengelolaan kawasan pariwisata Danau Toba. Gambar 2. Persebaran Daya Tarik Wisata Kawasan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir Aksesibilitas Aspek aksesibilitas termasuk kategori sedang menurut 80% responden. Wisatawan masih merasa kesulitan dan tidak nyaman saat menempuh perjalanan sampai menuju daya tarik wisata. Sebanyak 68% responden berpendapat angkutan umum masih sulit. Ketersediaan petunjuk jalan di dalam kawasan pariwisata Danau Toba juga belum memadai menurut 66% responden. Kemudahan pencapaian daya tarik wisata dengan bantuan petunjuk daya tarik wisata berbasis online juga belum memadai menurut 72% responden. Kondisi permukaan jalan di dalam kawasan pariwisata Danau Toba masih belum memadai, masih terdapat permukaan tanah untuk mencapai daya tarik wisata. Kondisi permukaan jalan ini memiliki kategori sedang 74% responden lihat Gambar 2 dan Gambar 3. Prasarana dan Sarana Aspek prasarana dan sarana pada kawasan pariwisata Danau Toba ini termasuk kategori tinggi menurut 59% responden. Walaupun masuk kategori tinggi, masih terdapat beberapa indikator pada aspek ini yang memiliki kategori sedang, yaitu kemudahan mendapatkan tempat Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 105 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 sampah menurut 69% responden, kepuasan atas pelayanan tempat makan menurut 57% responden, kepuasan atas menu makanan yang tersedia 62%, kemudahan mendapatkan tempat parkir 49%, kemudahan membeli cinderamata khas daerah 67%, keterjangkauan harga cinderamata 64%. Gambar 3. Kondisi Aksesibilitas Kabupaten Toba Samosir Dukungan Sosial Masyarakat Terkait dukungan sosial masyarakat, jawaban angket berasal dari dua sumber, wisatawan dan masyarakat setempat. Dari sisi wisatawan, dukungan sosial masyarakat termasuk dalam kategori sedang menurut 66% responden wisatawan. Pada indikator-indikator berikut masuk kategori sedang kurangnya partisipasi masyarakat dalam menawarkan jasa pembimbing wisata menurut 71% responden; dalam menawarkan jasa tempat penginapan menurut 71% responden, dalam menawarkan sewa kendaraan menurut 68% responden, dan sikap masyarakat terhadap wisatawan yang datang 55%. Dari sisi masyarakat setempat termasuk dalam kategori sedang menurut 97% responden. Mereka siap berpartisipasi dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Masyarakat setempat berpendapat masih belum memadainya kerjasama dengan pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba menurut 83% responden. Aspek yang bermasalah dan perlu prioritas penanganan Aspek yang bermasalah dan perlu diprioritaskan untuk ditangani ditentukan berdasarkan nilai kategori yang lebih rendah tetapi memiliki kekuatan korelasi tinggi dengan aspek lainnya. Berdasarkan hasil analisis kategori, aspek aksesibilitas dan dukungan sosial masyarakat memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan aspek lainnya. Untuk menentukan aspek yang prioritas 106 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 di antara ke dua aspek tersebut dilakukan perbandingan mana yang memiliki korelasi lebih baik terhadap aspek-aspek lainnya agar jika diintervensi memiliki pengaruh lebih besar terhadap perubahan aspek-aspek lainnya. Hasil analisis korelasi antar aspek diperoleh gambaran sebagai berikut a. Korelasi aksesibilitas dengan dukungan sosial masyarakat hasil uji chi square menunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,000. Korelasinya sebesar 0,603 artinya memiliki korelasi yang kuat. b. Korelasi aksesibilitas dengan daya tarik wisata hasil uji chi square menunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansinya 0,001. Korelasi antara aksesibilitas dengan daya tarik wisata sebesar 0,47 artinya memiliki korelasi yang cukup. c. Korelasi aksesibilitas dengan prasarana dan sarana hasil uji chi square menunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,001. Korelasinya sebesar 0,586 artinya memiliki korelasi kuat. d. Korelasi dukungan sosial masyarakat dengan prasarana dan sarana hasil uji chi squaremenunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,000. Korelasinya sebesar 0,636 artinya memiliki korelasi yang kuat. e. Korelasi prasarana dan sarana dengan daya tarik wisata hasil uji chi squaremenunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,000. Korelasinya sebesar 0,399 artinya memiliki korelasi yang cukup. Gambaran korelasi antar aspek secara lengkap diperlihatkan pada Gambar 4. Sumber Hasil Analisis, 2016 Gambar 4. Korelasi Antar Aspek Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba Berdasarkan keterangan besarnya korelasi antaraspek pada Gambar 4, maka tampak aspek aksesibilitas merupakan aspek prioritas yang perlu diintervensi karena selain bermasalah juga memiliki hubungan yang kuat dengan aspek lainnya. Artinya, dengan memilih aspek ini sebagai prioritas untuk ditingkatkan kondisinya maka diharapkan akan mempengaruhi peningkatan kondisi aspek lainnya. Upaya peningkatan kondisi aspek aksesibilitas Aspek aksesibilitas merupakan hal penting untuk ditingkatkan kondisinya. Peningkatan kondisi aksesibilitas akan lebih memudahkan wisatawan menuju kawasan pariwisata Danau Toba maupun untuk pergerakan di dalam kawasan. Mayoritas wisatawan memiliki waktu tempuh perjalanan yang relatif lama, yaitu antara 5-8 jam perjalanan. Lama waktu perjalanan ini terkait dengan kondisi permukaan jalan, angkutan umum, dan ketersediaan petunjuk jalan. Makin lama perjalanan, wisatawan makin merasakan kejenuhan dan mengalami kelelahan. Oleh karena itu, perlu peningkatan kondisi aspek aksesibilitas. lihat Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 memperlihatkan kondisi aspek aksesibilitas. Berbagai moda pilihan yang dapat digunakan wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Toba Samosir adalah moda transportasi udara Bandara Silangit, Bandara Sibisa, Bandara Dukungan Sosial Masyarakat Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 107 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Kualanamu, Bandara Dr. Ferdinan Lumban Tobing, moda transportasi darat dari utara dapat dilalui dari provinsi Aceh, kota Medan, dari selatan dapat dilalui dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Sibolga dan Provinsi Sumatera Barat; moda transportasi danau penyeberangan dari Kabupaten Samosir. Berdasarkan titik datang wisatawan yang perlu diperhatikan adalah kondisi prasarana dan sarana transportasinya. Wisatawan pengguna moda transportasi udara, dari Bandara Kualanamu ke kawasan pariwisata membutuhkan waktu +8 jam perjalanan, sehingga perlu adanya dukungan bandara kecil untuk mengurangi waktu tempuh. Upaya jangka panjang dalam peningkatan pelayanan moda trasportasi udara untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba adalah percepatan pembangunan Bandara Sibisa agar wisatawan dapat dengan mudah mencapai Kabupaten Toba Samosir. Selanjutnya, upaya jangka pendek adalah perlu adanya tambahan penerbangan pada Bandara Taman Silangit sebagai alternatif agar wisatawan dapat mengunjungi kawasan pariwisata Danau Toba ini dengan biaya penerbangan yang tidak terlalu mahal. Sumber Observasi 2016 Gambar 5. Moda Transportasi Danau Terkait moda transportasi danau, upaya yang perlu ditingkatkan dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba adalah perlu adanya kapal penyeberangan yang aman dan nyaman. Danau Toba sebagai daya tarik utama berkaitan dengan upaya peningkatan moda transportasi danau adalah pembenahan kapal penyeberangan dengan penyediaan tempat duduk agar penumpang dapat menikmati pemandangan lingkungan Danau Toba, tersedianya loket pembayaran dengan penetapan tarif penyeberangan yang jelas untuk menekan adanya permainan tarif penyeberangan agar wisatawan dapat merasa nyaman. Ketersediaan kapal penyeberangan perlu ditingkatkan. Hal ini terutama pada waktu puncak seperti waktu libur sekolah, agar wisatawan tidak menunggu lama untuk dapat menyeberang ke Pulau Samosir maupun sebaliknya. Di samping itu perlu peningkatan keamanan dalam penyeberangan tersebut dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti tempat penyimpanan pelampung, alat pemadam kebakaran, dan tersedianya petugas keamanan dalam kapal penyeberangan. 108 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Ketersediaan fasilitas keamanan tersebut dapat meningkatkan rasa aman wisatawan yang hendak mengunjungi kawasan pariwisata Danau Toba. Upaya peningkatan kondisi aspek aksesibilitas terkait moda transportasi darat, hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan dan kualitas pelayanan angkutan umum. Saat ini kondisi angkutan umum untuk menunjang wisatawan masih kurang baik. Dari segi kenyamanannya, angkutan umum perlu ditingkatkan seperti cara mengoperasikan kendaraan yang nyaman. Kondisi jalan dari arah selatan, yaitu dari Kabupaten Tapanuli Utara, Selatan, Sibolga dan Provinsi Sumatera Barat menuju kawasan pariwisata berdasarkan hasil survey lapangan adalah kurang baik. Perlu ditingkatkan kualitas jalannya, selain untuk kenyamanan, dan keamanan juga untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan. Wisatawan pengguna transportasi darat dari arah utara, yaitu dari Kota Pematang Siantar, Kota Medan, Kabupaten Simalungun, dan Provinsi Aceh umumnya kondisi cukup baik, hanya bagian kecil yang berkondisi kurang baik lihat Gambar 6 dan Gambar 7. Dalam upaya pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba pada aspek aksesibilitas di dalam kawasan pada bagian wilayah Kabupaten Toba Samosir perlu ditingkatkan kondisi dan kualitas permukaan jalannya. Menurut wisatawan kondisi dan permukaan jalan yang tersedia mayoritas dalam kondisi rusak, sehingga tingkat kenyamanan wisatawan terganggu. Kualitas jalan di dalam kawasan perlu perbaikan agar wisatawan dapat mengakses tujuan wisatanya dengan nyaman. Selain mayoritas kualitas jalan yang tidak baik, lebar jalan juga perlu peningkatan. Mayoritas lebar jalan relatif sempit sehingga menyulitkan wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi, dan pengguna bus travel. Sumber Observasi 2016 Gambar 6. Kondisi jaringan jalan di dalam Kawasan Pariwisata Danau Toba Untuk wisatawan berpenghasilan rendah perlu penyediaan angkutan umum. Masih minimnya ketersediaan angkutan umum berakibat pada masih banyaknya daya tarik wisata yang tidak dilalui angkutan umum. Daya tarik wisata yang dilalui oleh jalan negara sudah terdapat angkutan umum, tetapi pada jalan kabupaten dan jalan desa ketersediaan angkutan umum masih belum memadai. Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 109 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Petunjuk jalan di luar dan di dalam kawasan pariwisata masih kurang memadai. Petunjuk jalan sebagian besar tersedia di luar kawasan terutama pada jalan negara. Sementara pada jalan kabupaten dan jalan desa masih belum memadai, padahal petunjuk jalan sangat dibutuhkan bagi wisatawan pengguna kendaraan pribadi. Penyediaan petunjuk jalan harus ditingkatkan agar tidak menyulitkan wisatawan mencapai lokasi daya tarik wisata terutama yang berasal dari luar Kabupaten Toba Samosir. Sumber Hasil Observasi, 2016 Gambar 7. Petunjuk jalan ke Kawasan Pariwisata Danau Toba Upaya peningkatan kondisi aspek lainnya Selain peningkatan pada aspek aksesibilitas, perlu upaya peningkatan kondisi aspek lainnya dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir. Permasalahan dalam aspek prasarana dan sarana di antaranya adalah 1 ketersediaan toilet di lokasi daya tarik wisata sangat kurang memadai; 2 ketersediaan tempat parkir masih terbatas; 3 kurangnya tempat sampah; 4 tidak adanya toko cinderamata sehingga sukar mendapatkan cinderamata yang menjadi ciri khas. Akibat wisatawan sulit mendapatkan tempat sampah, maka pada lokasi daya tarik wisata dijumpai tumpukan sampah. Terkait hal ini perlu adanya sistem pengelolaan persampahan yang baik. Ketesediaan toilet umum pada lokasi daya tarik wisata masih sangat jauh dari kata layak. Banyak sekali toilet umum dalam kondisi rusak tidak terawat, kotor, dan bau. Perlu adanya pengelolaan toilet umum agar kondisinya terawat dengan baik sehingga pantas mendukung perannya sebagai kawasan pariwisata nasional yang strategis. Selain itu perlu diperhatikan juga di dalam pembangunan infrastruktur agar memberi dukungan Keterangan A Di Kecamatan Porsea B Di Kecamatan Balige C Di Kecamatan Tampahan 110 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 kemudahan dan konektivitas menuju kawasan Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir di satu sisi dan di sisi lain tidak berdampak pada kerusakan keindahan alam. Secara langsung maupun tidak langsung lingkungan pariwisata Danau Toba sesungguhnya menjual keindahan alamnya. Menurut Evita 2012 terdapat dampak positif dan dampak negatif dalam pembangunan infrastruktur. Dampak positifnya adalah meningkatnya pendapatan asli daerah PAD dan membuka lapangan pekerjaan. Sementara dampak negatifnya adalah berubahnya kondisi alamiah, munculnya pencemaran lingkungan, dan berubahnya fungsi ekologis seperti tata air akibat adalah konstruksi bangunan infrastruktur. Terkait dengan dampak negatif ini, dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir perlu kajian agar tidak terjadi kerusakan lingkungan Danau Toba. Menurut Sianturi 2004 Danau Toba mengalami degradasi dari berbagai aspek yang mengganggu keseimbangan lingkungan ekosistem, sehingga perlu dikaji ulang dalam penataan perairan Danau Toba untuk tujuan pengembangan pariwisata. Menurut Kuswara 2007 pengelolaan kawasan sepanjang DTA akan menentukan tingkat kelestarian danau baik dilihat dari kualitas air maupun kuantitas air danau tersebut. Ketersediaan tempat parkir pada kawasan pariwisata Danau Toba masih belum memadai, seperti kualitas permukaan tempat parkir dan pengaturan ruang parkir. Akibat hal ini, wisatawan kurang merasa aman dan nyaman untuk memarkir kendaraan ketika mengunjungi daya tarik wisata. Tercampurnya jenis kendaraan antara motor, mobil, bis, dan lain-lain di tempat parkir membuat tidak nyaman wisatawan karena ketika akan meninggalkan daya tarik wisata terhalang oleh kendaraan lain. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan parkir yang memadai. Belum tersedia toko penjual kerajinan tangan/cinderamata sehingga wisatawan merasa kesulitan untuk mendapatkan hasil kerajinan khas daerah Toba Samosir. Wisatawan yang ingin membeli kerajinan tangan khas Toba Samosir harus menempuh perjalanan menuju Balige, Porsea, Laguboti, dan Ajibata. Oleh karena itu, perlu penyediaan toko penjual cinderamata/keranjinan tangan pada lokasi daya tarik wisata. Permasalahan terkait daya tarik wisata adalah gangguan akibat bangunan di pinggir danau, buangan limbah rumah tangga ke danau, pencemaran sampah, gangguan eceng gondok, fasilitas belum memadai, dan lain-lain. Masyarakat setempat khususnya di Kecamatan Balige memiliki bangunan tempat tinggal mayoritas berlokasi melewati garis sempadan Danau Toba. Berdasarkan peraturan, garis sempadan danau berada 50 meter dari titik air tertinggi yang pernah terjadi. Selain itu, masyarakat setempat juga membuang limbah rumah tangga ke Danau Toba sehingga mencemari air danau. Lokasi bangunan masyarakat di Kecamatan Balige dekat dengan daya tarik wisata Lumban Silintong, sehingga daya tarik tersebut terkena dampak pencemaran. Banyak sekali daya tarik wisata yang tersedia tercemari sampah. Terkait hal ini perlu penataan, pengelolaan, dan sosialisasi terhadap masyarakat setempat terkait lewat batas garis sempadan dan pentingnya mencegah pencemaran Danau Toba akibat sampah dan limbah dari rumah tangga. Danau Toba juga tertutup eceng gondok. Banyaknya eceng gondok membuat gangguan estetika dan kebersihan. Penyebab timbulnya eceng gondok adalah pencemaran air limbah rumah tangga, limbah komersil, dan industri yang tidak ditangani dengan baik. Terkait hal ini perlu peraturan bagi sektor komersil dan industri agar dapat mengelola limbahnya sebelum dibuang ke perairan umum, untuk mengurangi pencemaran air Danau Toba. Keberadaan kerambah mencemari kebersihan daya tarik wisata. Selain merugikan kesehatan masyarakat, keberadaan kerambah menyebabkan air danau keruh. Muncul kejadian gatal-gatal pada wisatawan yang melakukan aktifitas rekreasi pada daya tarik wisata yang terdapat kerambah tersebut. Perlu ditata lokasi kerambah agar tidak mencemari. Fasilitas sosial dan fasilitas umum yang terdapat pada daya tarik wisata masih belum memadai. Sebagai contoh wisatawan yang beragama Islam merasakan kesulitan untuk mendapatkan mushola pada daya tarik wisata yang tersedia. Selain itu belum ada fasilitas Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir 111 TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 pendukung rekreasi seperti banana boat, speed boat, dan lain-lain untuk menambah daya tarik wisata. Aspek dukungan sosial masyarakat setempat dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba merupakan aspek penting dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Dukungan sosial masyarakat setempat di antaranya adalah kesediaan masyarakat menjadi pembimbing wisata, kesediaannya memberikan jasa penyewaan kendaraan, kesediaan masyarakat memberikan jasa penginapan, dan sikap dari masyarakat setempat terhadap wisatawan. Kesediaan masyarakat menjadi pembimbing wisata tourguide adalah cukup penting karena mereka mengetahui sejarah, budaya, dan lain-lain yang dapat membantu wisatawan memahami daya tarik wisata yang ada di kawasan Danau Toba. Masyarakat setempat masih belum menyadari potensi ini yang dapat memberikan nilai ekonomi baginya. Pada kawasan pariwisata Danau Toba hanya di TB. Silalahi Center yang menyediakan pembimbing wisata. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat lokal agar mereka dapat berpartisipasi menjadi pembimbing wisata di kawasan pariwisata Danau Toba. Kesediaan masyarakat untuk menyediakan jasa penginapan masih belum memadai. Pada beberapa titik terdapat desa binaan wisata homestay, yaitu pada daya tarik wisata Lumban Bul-Bul Nauli, dan Meat. Sebagai desa binaan seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat lainnya agar dapat berpartisipasi dalam pengembangan kawasan pariwisata. Perlu sosialisasi pada masyarakat setempat agar dapat memberikan ruang inap bagi wisatawan di rumahnya. Partisipasi masyarakat memberikan jasa penyewaan kendaraan seperti di Tuktuk dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, masyarakat setempat perlu diberikan sosialisasi, pelatihan dan diberi kesempatan melalui program pemberdayaan masyarakat setempat untuk melakukan usaha jasa penyewaan kendaraan. Diperlukan sikap ramah masyarakat setempat terhadap wisatawan. Karakter masyarakat yang keras, tegas, dan lantang terkadang tidak dapat diterima oleh wisatawan yang berasal dari luar daerah. Sikap terhadap wisatawan yang kurang ramah menjadi salah satu faktor pertimbangan wisatawan untuk berkunjung kembali ke kawasan pariwisata Danau Toba. Masyarakat Toba Samosir perlu diberi sosialisasi mengenai partisipasi dengan menerima dan membantu wisatawan yang melakukan kunjungan wisata. Dengan permasalahan kondisi masyarakat tersebut perlu adanya peningkatan sumber daya manusia di kabupaten Toba Samosir. Menurut Nandi 2016, dalam Anugrah, pendidikan kepariwisataan merupakan salah satu kunci dalam mengembangkan potensi kepariwisataan kawasan wisata, karena bidang ini memerlukan tenaga kerja terampil yang secara terus menerus harus dikembangkan. Dalam hal ini perlu adanya pendampingan pendidikan kepariwisataan untuk masyarakat Danau Toba khususnya pada kabupaten Toba Samosir. Selain itu perlu adanya kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat yang merupakan tiga pilar utama di dalam pariwisata Pitana dan Gayatri, 2005 dalam Sudana 2013. Dalam kerjasama antara tiga pilar tersebut, masyarakatlah yang berkenaan langsung dengan wisatawan dan menjadi roda dalam menjalani kebudayaan Batak di Kabupaten Toba Samosir. Swasta sebagai pemilik modal usaha di bidang pariwisata, dan pemerintah berfungsi pembinaan dan pengawasan berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir ini. KESIMPULAN Di antara empat aspek dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir, aspek aksesibilitas dan aspek dukungan sosial masyarakat adalah yang terendah. Hasil penelitian menunjukkan aspek daya tarik wisata kategori tinggi menurut 70% responden, aspek aksesibilitas kategori sedang menurut 80% responden, aspek prasarana dan sarana kategori tinggi menurut 59% responden, dan aspek dukungan sosial masyarakat 112 Siregar, Wiranegara, Hermantoro TATALOKA - VOLUME 20 NOMOR 2 - MEI 2018 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 kategori sedang menurut 66% responden. Dari ke empat aspek tersebut terdapat korelasi satu sama lain. Aspek aksesibilitas memiliki korelasi yang lebih tinggi ke berbagai aspek lainnya dibanding aspek dukungan sosial masyarakat, sehingga penanganan aspek aksesibilitas perlu diprioritaskan karena memiliki pengaruh searah/positif ke perbaikan aspek lainnya. Pemilihan prioritas diperlukan mengingat keterbatasan anggaran pemerintah daerah maupun pusat. Dalam aspek aksesibilitas perlu adanya kemudahan bagi wisatawan yang datang dengan perbaikan konektivitas dan keterkaitan antarmoda transportasi darat, laut, udara untuk menekan waktu tempuh, perlu adanya percepatan perbaikan kualitas jalan dan peningkatan kualitas permukaan jalan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Dalam penanganan kondisi aspek daya tarik wisata diperlukan upaya sosialisasi, penataan, pengelolaan dan pengawasan yang melibatkan tiga pilar. Pilar masyarakat maupun swasta yang perlu dilibatkan terutama mereka yang menduduki garis sempadan danau, yang mendirikan usaha kerambah, yang terlibat dalam industri cinderamata, yang bertempat tinggal di seputar obyek daya tarik wisata, dll. Selain itu perlu dalam aspek prasarana dan sarana, perlu perbaikan fasilitas pendukung pariwisata seperti tempat sampah, toilet, restoran, tempat parkir, toko cinderamata., tempat penginapan. DAFTAR PUSTAKA Alam, W I. 2010. Identifikasi Presepsi dan Preferensi Pengunjung tentang Objek dan Daya Tarik Wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Bandung Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Komputer Indonesia. Anugrah, K. 2017. Pembangunan Pariwisata Daerah melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia di Gorontalo. Jurnal Master Pariwisata Vol. 4 No. 1 Hal. 33-46. Evita, R. 2012. Dampak Perkembangan Pembangunan Sarana Akomodasi Wisata terhadap Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Jurnal Ilmiah Pariwisata. Gautama I. G. O 2012. Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di Pantai Sanur. Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol. 2 No. 1 Hal 109-222. Kuswara. 2007. Arahan Pengembangan Permukiman di Kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba. Jurnal Permukiman Vol. 2 No. 1 Hal 1-11. Nugroho A. A. 2009. Pengaruh Kemacetan Lalu Lintas terhadap Perkembangan Kepariwisataan Kota Bandung Studi Kasus Kawasan Wisata Riau, Cihampelas, Alun-Alun dan Kebon Binatang Tugas Akhir. Bandung Jurusan Perencanaan Wilayah Kota. Institut Teknologi Bandung. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5262. Jakarta. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 191. Jakarta. Rachman, A. 2011. Arahan Pengembangan Pariwisata di Satuan Kawasan Wisata Talaga Kabupaten Majalengka Berdasarkan Aspek Sediaan. Skripsi. Bandung Universitas Pasundan. Rusnanda, R. 2015. Kajian Potensi Wisata Kota Tapaktuan, Berbasis Masyarakat Lokal. Tugas Akhir, Medan Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Sianturi, T. 2004. Degradasi Danau Toba. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Vol 2. No 1. Hal 1-3 Sudana, 2013. Strategi Pengembangan Desa Wisata Ekologis di Desa Belimbing, Kecapatan Pupuan Kabupaten Tabanan. Jurnal Analis Pariwisata Vol 13. No. 1 Hal 11- 31 Teguh, F. 2015. Tata Kelola Destinasi Membangun Ekosistem Pariwisata. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11. Jakarta. Wardianto. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Bandung Lubuk Agung. ... Dalam hal pengembangan kawasan pariwisata, terdapat beberapa parameter pariwisata yang perlu diperhatikan. Menurut Yoeti dalam [6], terdapat tiga parameter penting untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata yaitu aksesibilitas accessibility, fasilitas amenities, dan atraksi attraction. Berdasarkan penelitian dalam [7], telah di identifikasi 17 tujuan ekowisata yang terletak di tujuh kabupaten yang mengelilingi Danau Toba dengan meninjau karakteristik terkait yang meliputi akses, fasilitas, dan atraksi. ...... Informasi lokasi penjualan Dikarenakan produk ini akan dijadikan sebagai oleh-oleh khas Danau Toba, maka lokasi penjualan akan dititipkan di beberapa tempat seperti pedagang sekitar tempat wisata, toko oleh-oleh, cafĆ© sekitar kawasan Danau Toba. 6 Ketahanan produk Ketahanan produk ini direncanakan dapat dikonsumsi maksimal 1 tahun setelah proses produksi. 7 ...Oktaviani PanjaitanYosef ManikKawasan Danau Toba telah dicanangkan oleh pemerintah menjadi salah satu dari 10 kawasan strategis pariwisata nasional. Namun hingga saat ini belum banyak ditemukan produk oleh-oleh khas Kawasan Danau Toba seperti produk-produk turunan andaliman. Perancangan produk dalam studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mendesain beberapa inovasi dari produk turunan andaliman yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen serta langkah-langkah apa saja yang diperlukan untuk mencapai spesifikasi tersebut. Dalam melakukan perancangan produk turunan andaliman, kami menggunakan Quality Function Deployment QFD yaitu sebuah teknik yang sudah teruji yang digunakan untuk menangkap dan menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang menjadi karakteristik rekayasa untuk produk-produk turunan andaliman. Alat dari QFD yang disebut House of Quality HoQ dibangun dan dianalisis untuk menggambarkan hubungan antara kebutuhan kosumen terhadap respon teknis perusahaan. Dalam studi ini inovasi dari produk turunan andaliman yang dirancang adalah ā€œmie andalimanā€ dan ā€œbalsem andalimanā€. Pengembangan produk-produk tersebut direncanakan akan diproduksi oleh sekelompok masyarakat yang berada di Kec. Lumban Julu, Kab. Toba Samosir yang didukung oleh Taman Eden 100 dan Institut Teknologi Del dalam mengembangkan dan membudidayakan tanaman andaliman dan produk turunannya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan riset pasar kepada 200 wisatawan yang berada di sekitar Kawasan Danau Toba dengan rentang umur 17-65 tahun. Hasil yang didapat dari desain produk ini yaitu terdapat 32 dan 25 atribut spesifikasi yang menjadi faktor penentu tingkat kepuasan konsumen terhadap produk ā€œmie andalimanā€ dan ā€œbalsem andalimanā€. Dan terdapat 5 respon teknis yang diprioritaskan pada perancangan produk ā€œmie andalimanā€ dan 4 respon teknis yang diprioritaskan pada perancangan produk ā€œbalsem andalimanā€.... This is not much different from what was said by Remus et al. [55], where the economic influence of sustainable tourism in the Lake Toba region has an impact on improving the local community's economy. According to Siregar et al. [56], accessibility support in the Lake Toba tourism area needs to be done. According to Simatupang [57], based on RI Presidential Regulation Number 49 of 2016 concerning the Lake Toba Tourism Area Management Authority Agency, it is important to see the Lake Toba area within the framework of the three pillars of sustainable development, namely economic, environmental, and sociocultural. ...The focus of this research is to identify the dynamics of regional economic development through digital trends towards tourist visits and the promotion of tourist destinations in the Lake Toba area during the F1 Powerboat World Championship F1H2O event on Lake Toba, North Sumatra, Indonesia. Through the conduct of online research methods ORMs in diagnosing digital social issues and trends regarding the events, the results show that there was an effort to maximize the increase in regional economic development, by utilizing the potential and attractiveness of holding the F1 Powerboat as part of sports tourism. As an event aims to spur the movement of domestic tourists to super-priority destination areas, the implementation of the F1 Powerboat event is not only a driving force in the recovery and improvement of the local economy after the COVID-19 Pandemic, but also a venue for the promotion of other tourist destinations in North Sumatra. However, the positive impacts of this event organization on sustainable economic growth in the surrounding areas is not without reservations. The event has received some negative feedback, which include the problems of event preparation and implementation, and also the limited awareness of local community tourism. This research suggests that in order to achieve sustainable regional development and urban resilience, the future organization of sport tourism events should not only focus on the economic objectives, but also on the other aspects including socio-cultural and environmental perspectives.... Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 10 of 2009 concerning Tourism 2009 concerning tourism, it is stated that aspects in the development and development of tourism areas include tourist attractions, accessibility, infrastructure and facilities, and the community. In addition to being based on the law, there are other supporting aspects to support the development and development of tourism areas, including according to Siregar et al 2018, revealing four important aspects in the development and development of tourism areas, including attraction, accessibility, facilities amenities. In this study, these four aspects were used. ...Sitti NurlaeliM. Halfi Indra SyahputraTourism development is carried out aiming to make tourism go forward and develop towards a better quality in terms of infrastructure and facilities, facilitate access to tourist attractions. This study aims to provide a design overview of the development of Lake Kelapa Gading Tourism Object. The method used is qualitative descriptive. The conditions of development aspects of tourism areas analyzed include tourist attraction, accessibility, infrastructure and facilities, social support of the community. All aspects are translated into indicators that form the basis of the compilation of tourist object checklists. The results show that aspects of infrastructure and facilities are still not optimal compared to other aspects. Aspects that need to be prioritized in the development of Lake Kelapa Gading Tourism Object are aspects of infrastructure and facilities. Related to this aspect, it is necessary to improve and complete the facilities and facilities of tourism objects.... Therefore, Lake Toba, as a development priority, should be able to contribute and have more adequate conditions for tourism aspects compared to other tourist areas. Therefore, it is necessary to identify problematic aspects of the development of tourist areas so that they can formulate efforts to increase the number of tourist visits in the tourist area of Lake Toba [6]. ...Lake Toba area is one of the priorities for developing tourist destinations in Indonesia. As a strategic national tourism area, it is necessary to identify aspects of the tourism area development that are not yet optimal to increase the number of tourist visits to that location. This study aims to assess the cleanliness of tourist sites in Lake Toba based on the assessment of tourism site stakeholders, namely visitors, local businesses, and cleanliness managers. The tourist sites in Lake Toba studied were Pasir Putih and Bukit Holbung. This study found that Pasir Putih and Bukit Holbung were considered dirty, with a cleanliness index of and The assessment shows that access to the cleaning facilities in the two tourist sites is difficult to reach. However, regarding the completeness of the cleaning facilities, Pasir Putih is considered better with an average index of compared to the cleaning facilities in Bukit Holbung, which are considered inadequate with an average index of The number of tourists visiting a tourist site is directly proportional to the waste generated, and the habits of tourists who visit also affect the cleanliness of a tourist site.... Terkait pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba sebagai kawasan pariwisata prioritas khususnya pada bagian wilayah Kabupaten Toba Samosir terdapat peraturan pariwisata yang mendukung pengembangan kawasan ini, yaitu Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya. Peraturan tersebut berisikan tentang aspek pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba[3]. ...Tantri Hidayati SinagaLake Toba Tourism Area, has the potential for natural tourism which is formed from super volcanic activities so that it makes it one of the favorite tourist attractions in Indonesia. The crossing ship is the main transportation in the Lake Toba tourism area and is a favorite choice for people around Lake Toba and tourists who want to visit Samosir Island. Passenger Manifest Data is a very important document in the process of transportation, especially airplanes and ships, including crossing ships on Lake Toba. The manifest contains data on passengers, crew members and various items transported by the mode of transportation. Manifest documents are also useful for the process of disbursing insurance for transportation accidents. Passenger Manifest data using crossing ships on Lake Toba currently only records the number of passengers and the number of vehicles riding the ship, but does not record the name of the passenger. Passenger manifest data application is needed to manage the manifest data of crossing ship passengers on Lake Toba, with the aim of facilitating monitoring of crossing activities and the process of identifying passenger crossing vessels. This research will produce an application to recording Passenger Manifest of crossing ship in Lake Toba. The application is based on web, so it will be easily accessed anywhere, and can only be accessed by the North Sumatra Transportation Office. This application can be used to make it easier for the parties involved in supervising and controlling the list of ship passengers who travel on Lake Toba, so that it can reduce the risk of accidents and misuse of the number of boat loads from the Fitriyani PakpahanMira HandayaniErwin MendesAyu MustikaAn area known as a geopark is an area that has three fundamental pillars—conservation, education, and local economic development—and includes significant geological heritage and biodiversity, as well as integrated biodiversity and culture. Development in the fields of culture and tourism is multi-sectoral, interdisciplinary and based on a synergistic system, and is expected to be able to support efforts to educate society, advance civilization, foster national unity and strengthen international friendship. Transport and changes in the cultural and tourism sectors have led to new systems that are more reliable and sustainable. However, the improvements brought about by revolution and reform have not yet reached their full potential. The waters around Lake Toba before it was designated as a UNESCO Global Geopark experienced various disturbances to the preservation of nature due to floating net cages KJA animal feed, reduction of land to individual ownership, arbitrariness in the form of logging and waste generated by the community originating from the restaurant business, including oil vessel., which is contaminating the lake water. Toba Government Regulation Number 37 of 2014 concerning Soil and Water Conservation as a legal basis for structuring the Lake Toba Geopark tourism area as a legal umbrella must be holistic, fundamental and partly so that water damage to the surrounding environment can be overcome. This research aimed to analyze the impact of UNESCO's designation of Lake Toba as a Geopark. This research is juridical law research by conducting data collection activities in the form of secondary data. Data analysis used a quantitative descriptive method. The research results show that the government is still trying to maintain the sustainability and beauty of the area by providing education about the ecosystem and realizing Lake Toba as a World Geopark. The government also carries out rehabilitation, reclamation and reforestation of forests to prevent landslides on critical land. It has a Lake Toba Caldera website to implement information on the Toba Caldera area. The existence of Government Regulation Number 37 of 2014 can prevent and preserve the environment around Lake Saputra SaragihThis study aims to determine the effect of tourism development in terms of attractions, accessibility, amenities and ancillary services on tourist satisfaction in the Bukit Indah Simarjarunjung Tourism Area, Simalungun Regency. The method used is a survey method using a Likert model questionnaire which is distributed using the Google Form. The sample selection method used simple random sampling with a total of 116 respondents. This study uses descriptive analysis with a quantitative approach with multiple linear regression. Each independent variable X is then subjected to a t-test and f-test to the dependent variable Y. The results show that Ataction, Accessibility, Amenities and Asilari Services have a positive and significant effect both partially and simultaneously on tourist satisfaction in the Bukit Indah Tourism Area Simarjarunjung, Simalungun Regency. From the results of the dominant test, it was found that tourist attractions were the most influential variable on tourist satisfaction. Amenities are the variables that need the most attention to strive for their telah menetapkan Danau Toba DT sebagai tujuan wisata internasional, namun pengembangannya menghadapi banyak kendala, seperti kondisi air DT yang tercemar. Salah satu faktor penyebabnya adalah usaha perikanan keramba jaring apung KJA, sehingga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menetapkan daya dukung DT untuk perikanan KJA sebesar ton per tahun yang jauh lebih kecil dari rata-rata produksi yang dihasilkan nelayan lokal. Hal ini telah memicu terjadinya konflik sosial. Untuk menemukan solusi ini maka dilakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan kualitas air DT Status Mesotropik menuju Eutropik dan daya dukungnya sekitar ton per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dilakukan revisi SK Gubernur Sumatera Utara tersebut menjadi ton per Orlince Andarita Wandikbo Hanny WiranegaraM N LuruLake Sentani is a tourist destination that can be excelled in Jayapura Regency due to its location close to the Sentani international airport in Papua Province. In reality, the Lake Sentani area has not become a tourist destination for domestic and international tourists. This study aims to identify the potential elements of tourism in the Lake Sentani area that need to be developed. The method used in this study is a qualitative approach with data were carried out through field observations, collection of documentation and maps, and questionnaires. The analytical technique used is a weighting score based on the Guidelines for Assessment of Tourist Attractions of the Ministry of Culture and Tourism ODTWA PHKA 2003 and then calculates the level of feasibility or potential using the feasibility index according to Karsudi 2010. The tourism elements analyzed include tourist attraction, supporting facilities, accessibility and community involvement. The results of the study indicate that the tourist attraction elements are feasible to be developed. There are more than 5 types of touritst attractions, including the uniqueness and beauty of natural resources. Supporting facilities deserve to be developed to support the needs of tourists. The availability of cafes/restaurants and shopping centers needs to be improved at each tourist attraction such as Khalkote Beach, Asei Island and Ayapo. Accessibility deserves to be developed, both by improving roads and providing transportation modes. The community involvement element deserves to be developed related to cleanliness issue in the Lake Sentani areaĆƒā€šĆ‚ Abdy KurniawanWilmar Jonris SiahaanToba Lake is a major tourist destination in Indonesia, and traditional boats are a popular mode of transportation for residents and tourists alike. However, these traditional ships have been involved in multiple accidents with significant casualties. This study aims to evaluate the stability of the ship according to the conditions of the local water area. The results showed that traditional boats that have been modified to have double decks to allow for higher customer capacity have poor stability, especially in bad weather conditions. To maintain sailing safety, it is recommended to recondition the ship into a single deck, avoiding overloads and bad HasibuanAnggri PuspitaSari NennyKita MenulisThis book discusses the Natural Changes in Human Resources, HR Management Planning Strategies, Individual Employee/Organization Relations and Their Retention, Legality of Equal Employment Opportunity EEO, Managing the Workforce Properly, Work and Job Analysis, Recruitment Through the Labor Market, Selection Human Resources, Human Resources Training and Development, HR Careers and Development, Performance Management and Assessment, Benefits of Workforce ManagementKrishna AnugrahI Wayan SudarmayasaThis study discusses about development of regional tourism through the development of human resources Gorontalo, Sulawesi. The master plan for tourism development in Gorontalo stated that Gorontalo has three areas of community-based tourism development and eight excellent tourist attractions. It was realised that human resources has an important role in the general development as well the development of regional tourism. The approach used in this research is descriptive qualitative, data source obtained from field observation, interview, group discussion and documentation. Local governments have encouraged the development of regional tourism, especially destinations that are around the community through the empowerment of surrounding communities in order to manage the destination well. In order for all aspects of tourism management to run properly it is necessary role of local government in giving encourage and support education field of tourism. So it can fill the shorted of expert workforce to be placed on institutions or tourism related SianturiDanau Toba merupakan aset Pemerintah Daerah Sumatera Utara yang berharga dan termasuk Daerah Tujuan Wisata DTW ke-3 di Indonesia. Dua dekade terakhir kawasan ini mengalami degradasi dari berbagai aspek sehingga menurunkan kualitas lingkungan dan keindahannya. Kepedulian Nasional dan internasional sangat jelas terhadap DTW ini, terlihat dari brosur anjuran yang kembali semua pihak untuk memperbaiki keindahan Danau Toba ini. Perlu penataan kembali objek wisata ini sebagai tujuan wisata, sementara usaha lain mengancam usaha ini agar tidak terjadi konflik penggunaan/pemanfaatan kawasan ini. kpt-apr2004- 2Identifikasi Presepsi dan Preferensi Pengunjung tentang Objek dan Daya Tarik Wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Bandung Teknik Perencanaan Wilayah dan KotaW I AlamAlam, W I. 2010. Identifikasi Presepsi dan Preferensi Pengunjung tentang Objek dan Daya Tarik Wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Bandung Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Komputer Perkembangan Pembangunan Sarana Akomodasi Wisata terhadap Pariwisata Berkelanjutan di BaliR EvitaEvita, R. 2012. Dampak Perkembangan Pembangunan Sarana Akomodasi Wisata terhadap Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Jurnal Ilmiah Perkembangan Wisata Bahari di Pantai SanurI G GautamaGautama I. G. O 2012. Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di Pantai Sanur. Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol. 2 Pengembangan Permukiman di Kawasan Daerah Tangkapan Air Danau TobaKuswaraKuswara. 2007. Arahan Pengembangan Permukiman di Kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba. Jurnal Permukiman Vol. 2 No. 1 Hal Pengembangan Pariwisata di Satuan Kawasan Wisata Talaga Kabupaten Majalengka Berdasarkan Aspek SediaanA RachmanRachman, A. 2011. Arahan Pengembangan Pariwisata di Satuan Kawasan Wisata Talaga Kabupaten Majalengka Berdasarkan Aspek Sediaan. Skripsi. Bandung Universitas Potensi Wisata Kota TapaktuanR RusnandaRusnanda, R. 2015. Kajian Potensi Wisata Kota Tapaktuan, Berbasis Masyarakat Lokal. Tugas Akhir, Medan Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Pengembangan Desa Wisata Ekologis di Desa Belimbing, Kecapatan Pupuan Kabupaten TabananI SudanaSudana, 2013. Strategi Pengembangan Desa Wisata Ekologis di Desa Belimbing, Kecapatan Pupuan Kabupaten Tabanan. Jurnal Analis Pariwisata Vol 13. No. 1 Hal 11-31
Haltersebut disampaikan Pj Bupati Barsel saat membuka TMMD ke-114 di Desa Danau Ganting, Kecamatan Dusun Selatan, Selasa (26/7/2022). "Program TMMD ke-114 ini sangat membantu pemerintah daerah dalam membuka keterisolasian daerah, terutama pembukaan sarana jalan, pertanian, perkebunan dan lainnya," tuturnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan suku, budaya, adat istiadat hingga cerita dan mitos-mitos yang melegenda. Semua hadir bukan tanpa sebab, namun tidak lepas dari peran para pendahulu kita, yang sejatinya menjadi penyebab semua ini tercipta. Tidak terkecuali Cerita Danau Toba dan Pulau Samosir yang begitu populer. Sebuah cerita legenda yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara, sekaligus menjadi asal-usul terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir. Sebagai warga negara Indonesia, pastinya tidak akan asing lagi dengan legenda ini, bahkan hampir keseluruhan dari kita begitu paham dan mengerti, bagaimana alur dan perjalanan cerita ini, karena emang sering kita baca, lihat dan tonton. Sebelum lanjut membaca, ada baiknya juga kalian mengetahui sejarang lengkap teh dari penemuan nya pertama kali hingga penyebaran ke seluruh dunia. Baca disini Sejarah lengkap teh Sinopsis Cerita Danau Toba Singkatnya, Legenda Danau Toba mengisahkan seorang pemuda bernama Toba, yang menikah dengan seorang gadis cantik jelmaan seekor ikan, dengan syarat tidak memberitahu kepada siapapun asal-usul wanita tersebut. Singkat cerita, mereka dikarunai seorang anak yang diberi nama Samosir. Suatu hari, ketika tengah bekerja di ladang, Samosir disuruh ibunya menghantar makan siang untuk bapaknya di kebun. Namun, Samosir merasa lapar lantas memakan nasi yang dibawanya. Sesampainya di kebun, Sang Bapak marah karena nasi untuknya telah habis dimakan oleh putra semata wayangnya itu. Ditengah rasa marah, Toba pun melontarkan kalimat pantangan tersebut, dengan berucap bahwa Toba adalah Anak Ikan. Tidak berlangsung lama, desa tersebut diguyur hujan yang amat deras hingga seluruh desa dan sekitarnya direndam banjir yang dahsyat, hingga membentuk sebuah danau, yang sekarang kita kenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau besar ditengahnya adalah Pulau Samosir. Pesan Moral dalam Cerita Danau Toba dan Pulau Samosir Setelah membaca sinopsis di atas, kiranya ada beberapa poin sebagai pesan moral yang bisa kita tarik, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah 1. Jangan Pernah Mengingkari Janji Seperti yang kita tahu, janji adalah hutang, artinya harus dibayar. Bila kita mengukir janji, maka berupayalah untuk terus menjaga dan mempertahankannya, karena akan ada harga yang harus dibayar jika janji tersebut teringkari. Sama halnya yang terjadi pada Kisah Danau Toba di atas. Saat sebuah janji teringkar, maka siap-siap untuk menerima konsekuensi yang ada, karena sejak awal, kesepakatan kedua pihak telah sah, bukan hanya bualan semata. 2. Jangan Marah Secara Berlebihan Kepada Anak Semua yang ada dan kita miliki di dunia ini adalah titipan Yang Maha Kuasa, termasuk anak yang saat ini bersama kita. Selain itu, yang namanya titipan yang diamanahkan kepada kita, harus dijaga sebaik mungkin. Sayang dan amarah memang akan berjalan beriringan dalam mendidik seorang anak, namun bukan berarti harus berlebihan, karena pada dasarnya tidak baik. Begitulah yang terjadi pada cerita danau Toba yang kita kenal. Terlampau emosi dalam mencurahkan amarah kepada seseorang, terlebih kepada anak, buksn tidak mungkin akan terlontarkan hal-hal ysng sejatinya tidak baik, bahkan terlarang. 3. Belajar Menjadi Orang yang Pemaaf Salah satu Sifat Manusia yang disukai Allah dan manusia adalah menjadi orang yang Pemaaf. Kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita adalah wajar, begitu pula sebaliknya. Karena ysng namanya manusia tidak akan luput dari kesalahan. Untuk itu, belajarlah menjadi orang yang Pemaaf, apalagi terhadap anak sendiri. Karena dalam perjalanan mendidik seorang anak, akan banyak sekali hal-hal yang menyimpang, maka hal tersebutlah yang harus kita luruskan sebagai seorang ayah. 4. Penyesalan Terjadi di Akhir, Maka Berpikirlah sebelum Berucap Setiap apapun yang kita lakukan, semuanya memiliki sebab dan dampak, baik positif maupun negatif. Seperti pepatah berkata ā€œApa yang ditanam, itu yang dipanenā€. Pribahasa tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk berpikir matang-matang sebelum bertindak. Bila yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka jangan hanya sebatas menyesali, namun petiklah pelajaran dan pesan yang terkandung didalamnya, serta bertekat untuk tidak lagi jatuh pada lubang yang sama sebanyak dua kali. Penutup Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Makna dalam Cerita Danau Toba untuk Kehidupan Sehari-hari. Semoga ulasan kali ini bisa bermanfaat dan diimplementasikan dalam kehidupan kita. Terima kasih.
KBRN Simalungun : Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah mengajak seluruh masyarakat untuk ikut membuktikan bahwa Indonesia, khususnya Sumut aman menjadi tuan rumah pelaksanaan event bertaraf nasional, Asia bahkan dunia. Hal ini disampaikan Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah
Danau Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. KBRI ParisDanau Toba kini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik wisatawan dalam dan luar negeri. Terlebih, kini Danau Toba juga masuk dalam lima destinasi super prioritas yang membuatnya semakin menarik untuk di balik pesonanya yang indah, Danau Toba juga memiliki cerita rakyat yang menarik untuk disimak. Kisah ini juga disebut-sebut sebagai asal mula terbentuknya Danau bermula ketika zaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Toba yang merupakan yatim piatu. Sehari ia bekerja sebagai petani dan sesekali mencari ikan di sungai yang berada tak jauh dari tangkapan ikan itu yang biasanya ia jadikan sebagai lauk untuk makan sehari-hari dan sisanya dijual ke suatu hari, saat Toba memancing ke sungai, ia sangat berharap mendapat ikan besar agar bisa segera dimasak dan dijadikan lauk. Harapan Toba akhirnya terpenuhi, karena tak lama setelah melemparkan pancingnya ke sungai, mata kailnya disambar hal itu, Toba sangat gembira dan langsung menarik tali pancingnya, kemudian mendapati seekor ikan besar tersangkut di mata pancingnya. Sejenak, Toba memperhatikan ikan besar yang berhasil dipancingnya itu."Ikan yang aneh," gumam Toba merasa ikan itu aneh, karena seumur hidupnya belum pernah melihat ikan yang memiliki warna kekuningan dengan sisik berwarna kuning keemasan. Sisik-sisik di ikan itu juga terlihat berkilauan ketika terkena sinar Toba melepaskan mata kail dari mulut ikan tersebut, sebuah keajaiban mendadak terjadi. Ikan itu menjelma menjadi seorang perempuan dengan paras cantik hal tersebut, Toba terheran-heran dan berdiri dengan mata membulat, serta mulut melongo."Tuan. Aku adalah kutukan dewa karena telah melanggar larangan besarnya. Telah ditakdirkan kepadaku bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku. Karena tuan telah memegangku, maka aku pun berubah menjadi manusia seperti tuan," kata perempuan jelmaan ikan itu. Akhirnya, Toba memperkenalkan namanya. Begitu juga dengan perempuan tersebut yang memperkenalkan namanya sebagai dengan kecantikan Putri, Toba akhirnya menjelaskan keinginannya untuk menikahi perempuan tersebut. "Bersediakah kau menikah denganku," tanya Toba."Baiklah, aku bersedia tuan. Selama tuan bersedia pula memenuhi satu syarat yang aku ajukan," jawab Putri."Syarat apa yang kau kehendaki? Sebutkan. Niscaya aku akan memenuhinya?," kata Toba."Permintaanku hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan. Jika tuan menyatakan kesediaan tuan untuk menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan," Putri Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. KBRI Paris"Baiklah. Aku akan menutup rapat-rapat rahasia ini. Rahasia ini hanya kita ketahui berdua saja," ujar memenuhi permintaan tersebut, Toba dan Putri akhirnya menikah. Keduanya hidup berbahagia meskipun dalam kesederhanaan. Kehidupan mereka semakin lengkap dengan kelahiran anak lelaki mereka yang diberi nama tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Namun, sayangnya ia agak nakal dan pemalas. Kerjaannya hanya tiduran juga tidak peduli atau ingin membantu ayahnya yang sibuk bekerja di ladang. Bahkan, untuk sekadar mengantar makanan dan minuman untuk ayahnya pun, Samosir kerap hanya itu, Samosir juga memiliki nafsu makan yang besar. Jatah makanan keluarganya untuk sehari bisa ia habiskan dalam sekali makan. Toba merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi keinginan makan anak akhirnya pada suatu hari, Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya. Meskipun awalnya Samosir malas untuk mengantarkan makanan tersebut, ia akhirnya mau melakukannya setelah ibunya memaksa, meskipun dengan wajah akhirnya membawa makanan dan minuman itu menuju ladang. Di tengah perjalanan, Samosir merasa lapar. Ia kemudian menghentikan langkahnya dan memakan makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dan hanya disisakan makanan dan minuman yang tersisa sedikit, Samosir melanjutkan perjalanan menuju ladang. Setibanya di ladang, Samosir memberikan makanan dan minuman itu kepada yang merasa sangat lapar karena bekerja sejak pagi langsung membuka bekal tersebut. Namun, ia terperanjat melihat makanan untuknya tinggal sedikit."Mengapa jatah makanan dan minumanku tinggal sedikit," tanya Toba dengan raut wajah kesal."Tadi di jalan aku sangat lapar, Ayah. Oleh karena itu, jatah makanan dan minuman Ayah telah kumakan sebagian. Tapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih tersedia sedikit makanan dan minuman untuk Ayah," jawab Samosir dengan wajah polos."Anak tidak tahu diuntung," maki Toba kepada Toba kian meninggi dan akhirnya tidak tahan untuk menahan kesabaran. "Dasar kau anak keturunan ikan," umpat umpatan tersebut, Samosir sangat terkejut dan langsung berlari ke rumah. Pada saat bertemu ibunya, Samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang menyebutkan dirinya keturunan pengaduan anaknya, ibu Samosir sangat sedih. Tidak disangka jika suaminya melanggar sumpah untuk tidak menyebutkannya berasal dari Samosir dan ibunya saling berpegangan. Dalam hitungan sekejap, keduanya menghilang. Lalu, keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya, menyembur air yang sangat deras. Dari dalam tanah, air disemburkan seolah tiada henti. Semakin lama, semburan itu semakin besar. Dalam waktu cepat, permukaan tanah air terus meninggi dan tak berapa lama kemudian, lembah tempat tinggal Toba telah tergenang air. Kemudian, terbentuk sebuah danau yang sangat luas di tempat kemudian menamakan danau itu sebagai Danau Toba. Adapun pulau kecil yang berada di tengah-tengah Danau Toba disebut Pulau Samosir untuk mengingatkan kepada anak lelaki Toba.
Polda Gorontalo, Dirlantas Polda Gorontalo Kombes Pol Arief Budiman, S.H.,S.I.K Dialog Interaktif bersama TVRI Gorontalo melalui Video Call, Jumat (05/08/22) pukul 17.00 Wita. Dialog yang disiarkan live itu berlangsung selama 25 menit, dengan topik yang dibahas seputar Penegakan Hukum Aturan Lalu Lintas dan Pelanggaran Lalu Lintas di Provinsi Gorontalo.
MEDAN, - Saat ini, akan sulit mencari orang yang tak mengenal Danau Toba. Keterkenalannya sudah dimulai dari sekolah dasar. Buku geografi para siswa pasti mengulas danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Toba ini. Baca juga Promosikan Wisata Danau Toba Aman, 20 Kapal Motor Konvoi Rayakan Harhubnas Danau yang di tengah-tengahnya terdapat Pulau Samosir ini menjadi hamparan air terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Baca juga 5 Tempat Wisata Danau Toba yang Instagramable Luasnya sampai mengitari tujuh kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Karo, Simalungun, Samosir, Dairi, Toba, Humbanghasundutan, dan Tapanuli Utara. Baca juga 5 Oleh-oleh Khas Kawasan Danau Toba, dari Ulos hingga Tipatipa Sangat disayangkan jika Anda sedang berada di Kota Medan atau di tujuh kabupaten lingkar danau, atau di wilayah lain yang masih berada di Sumut, tak mampir ke danau cantik ini. Dari Kota Medan, perjalanan jalur darat bisa ditempuh dengan bus, taksi travel, dan kendaraan pribadi, dengan waktu tempuh tiga hingga empat jam. Terserah mau datang lewat mana, langsung rute Parapat atau memutar lewat Dairi. Sekarang, jalur Parapat semakin cepat sejak ada Tol Tebingtinggi. Jika lewat Dairi, sedikit lebih lama, tetapi pemandangan alam dan perkampungan yang disuguhkan sepanjang perjalanan akan membuat kita lupa waktu. Jika mau lebih cepat dan nyaman, naik pesawat langsung ke Bandara Silangit di Kabupaten Toba. Jika dari Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, waktu tempuhnya sekitar 30 menit. Berdoalah agar cuaca cerah, sebab begitu landing, dari sudut bandara sudah terlihat air danau yang dari kejauhan mengikuti warna langit, biru. "Danau yang keren, beken, dan paten. Punya alam yang indah, historis kaldera yang kuat, bekas ledakan dahsyat ribuan tahun silam. Budayanya sangat kaya dan berkarakter seperti Bali. Kami mendorong untuk semakin dilestarikan sehingga menjadi daya tarik wisatawan, akhirnya mendatangkan kesejahteraan," kata mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada beberapa waktu lalu. Danau vulkanik ini menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas DSP, sejajar dengan Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. DSP merupakan bagian dari program ā€œ10 Bali Baruā€ yang dicanangkan pemerintah. Nantinya, destinasi-destinasi tersebut tak hanya menjadi daya tarik wisatawan, tetapi juga menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan warga setempat. "Ini kedatangan kedua saya dalam dua bulan ini. Saya tadi mencoba kopi, pisang goreng, dan ombus-ombus, semuanya enak. Tempat ini adalah bentuk kerja sama pemerintah dengan masyarakat. Kita bangun fasilitas wisata instagramable," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kepada wartawan di Adian Nalambok, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, pada pertengahan Februari 2021. Asal mula Danau Toba Sekitar tahun lalu, Gunung Toba meletus. Catatan sejarah menyebutkan, erupsi besar memuntahkan magma sepanjang kilometer kubik. DOK. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Pulau Tulas Samosir Danau Toba DOK. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Geolog dari Eastern Illionis University Craig Chesner bilang, letusannya menimbun Samudra Hindia. Muntahan material vulkanik saat itu diperkirakan ribuan kali lebih dahsyat dari letusan Gunung Krakatau pada 1883 yang hanya 18 kilometer kubik. Menurut catatan Departemen Ilmu Geologi San Diego State University America, letusan Krakatau menewaskan sekitar orang. ā€œKita beruntung, pada saat meletusnya Gunung Toba, manusia belum seperti sekarang. Ketebalan debu vulkanik sampai lapisan stratosfer sehingga matahari tidak dapat menembus bumi, dunia gelap gulita. Menurut literatur, ada sekitar enam tahun cahaya matahari tidak masuk ke bumi, ini memengaruhi kehidupan flora dan fauna, juga manusia,ā€ kata Vice General Manager Toba Caldera Geopark Gagarin Sembiring kepada wartawan beberapa waktu lalu. Letusan Toba juga diperkirakan memicu badai debu selama 200 tahun di dunia. Gregory A Zielinki, geolog dari University Massachusetts dan penemu asam belerang seberat 2 sampai 4 megaton di inti es Greenland di awal 1990, memprediksi terjadi ledakan hebat pada periode lalu. Penemuan ini lalu dipublikasi dan memantik ahli geologi dunia mencari tahu muasal belerang. ā€œPenelitian itu akhirnya sampai ke Toba. Setelah dicek, ternyata material yang mereka kutip di kutub sama dengan yang ada di Toba. Inilah yang menyimpulkan letusan Toba sampai ke kutub,ā€ ucap Gagarin. Letusan Toba juga memutus mata rantai migrasi homo sapiens atau cikal bakal manusia modern. Jumlah mereka yang awalnya puluhan ribu diprediksi tinggal Menurut Gagarin, Pulau Sumatera berada di ring of fire. Letusan Toba terjadi di tempat bertemunya lempeng bumi Eurasia dan Indo-Australia. Pertemuan itu membentuk gesekan di kedalaman 150 kilometer di bawah bumi hingga akhirnya naik ke atas dan menciptakan dapur magma. dok. Instagram disparkabsamosir Pemandangan Danau Toba di Sumatera Utara dok. Instagram disparkabsamosir. Lalu terjadi aktivitas tektovulkanik yang secara bersamaan menjadi letusan dahsyat. Geolog asal Belanda Van Bemmelen yang pertama menemukan teori Danau Toba merupakan kawah dari letusan gunung. Teori itu ditemukannya saat menyusuri Danau Toba pada 1939. Dia terkejut melihat di daratan banyak ditemukan endapan batu vulkanik atau ignimbrite rocks. Bemmelen lalu menyimpulkan bahwa Danau Toba merupakan kawah gunung api raksasa. Dirinya menamai Gunung Toba dengan Tumor Batak. Hasil penelitiannya, Gunung Toba tidak berbentuk kerucut seperti gunung pada awalnya seperti kubah dome, lalu meletus dan menyebabkan tubuh gunung amblas menciptakan kaldera. ā€œGunung berbentuk kubah memiliki energi yang besar dibanding gunung berbentuk kerucut,ā€ ungkap Gagarin. Gunung Toba 4 kali meletus Menurut Gagarin, setidaknya ada empat kali Gunung Toba meletus hingga akhirnya membentuk Danau Toba seperti sekarang. Letusan pertama pada 1,2 juta tahun Haranggaol Dacite Tuff/HDT membentuk Kaldera Haranggaol. ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Foto dirilis Jumat 5/3/2021, memperlihatkan perajin menenun ulos di Kampung Ulos Silahi Sabungan, Dairi, Sumatera Utara. Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyiapkan Danau Toba di Sumatera Utara sebagai lokasi Destinasi Pariwisata Super Prioritas DPSP untuk menggantikan Pulau Bali. Letusan kedua terjadi tahun lalu, disebut Oldest Toba Tuff OTT. Letusan ini menciptakan Kaldera Prapat dan Porsea. Letusan pada tahun lalu disebut Middle Toba Tuff MTT, Gunung Toba menjelma menjadi Kaldera Silalahi. Terakhir, letusan pada tahun lalu atau Youngest Toba Tuff YTT. ā€œLetusan terakhir membentuk dan menyatukan lanskap yang kita kenal dengan Danau Toba,ā€ ujar dia. Apakah bisa meletus lagi? Gagarin menjawab bisa saja selagi bumi masih berputar. Namun, kilas balik dari letusan terakhir, terdapat selisih waktu 426 tahun dari letusan ketiga dan terakhir. Sejauh ini, kata dia, dapur magma Gunung Toba yang terdeteksi berada di Pusuk Buhit masih aktif, tapi energinya sangat kecil. Kaldera Toba Dewan eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO di Paris di Sidang ke-209 pada 7 Juli 2020 akhirnya mengakui Kaldera Toba masuk UNESCO Global Geopark UGG. Pengakuan ini adalah perjuangan panjang selama sembilan tahun sejak diusulkan pada 2011. Pemerintah Provinsi Sumut menyambut gembira pengakuan tersebut. Gubernur Edy Rahmayadi meminta fasilitas pariwisata semakin ditingkatkan untuk memberi kenyamanan kepada wisatawan. dok Rumah Karya Indonesia Ribuan tenda tumbuh bak jamur di pinggir Danau Toba dalam event Tao Silalahi Art Festival setahun yang lalu di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi. Kaldera Toba merupakan satu dari 16 UGG baru yang ditetapkan dewan eksekutif UNESCO di Paris. Dengan ditambahkannya Kaldera Toba, total ada lima geopark Indonesia yang mendapat pengakuan dunia, yaitu Gunung Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. ā€œPenetapan ini mengartikan Kaldera Toba bukan hanya milik kita, tetapi juga dunia sehingga kita perlu menjaganya bersama-sama," kata Edy. Badan Otorita Pariwisata Danau Toba BOPDT sewaktu direktur utamanya dijabat Arie Prasetyo menyebutkan, ada 16 geosite yang mereka usulkan. Mereka sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut untuk fokus dalam pengembangannya agar Danau Toba semakin tumbuh. Ke-16 geosite tersebut adalah, Sipisopiso-Tongging di Kabupaten Karo, Silalahi-Sabungan di Kabupaten Dairi, serta an Haranggaol dan Sibaganding di Kabupaten Simalungun. Di Kabupaten Toba dengan Taman Eden, Batu Basiha-TB Silalahi-Balige dan Situmurun. Kemudian Hutaginjang dan Muara Sibandang di Kabupaten Tapanuli Utara. Lalu, Sipincur dan Bakara-Tipang di Kabupaten Humbanghasundutan, Tele, Pusukbuhit, Hutatinggi Sodihoni, dan Ambarita-Tuktuk-Tomok di Kabupaten Samosir. Terakhir, geosite danau sebagai pemersatu semua kabupaten di kawasan Danau Toba. Salah satu geosite yang paling unik adalah Geosite Sipinsur yang berada Desa Pearung, Kecamatan Paranginan. Endapan debu vulkanik membentuk gugusan daratan berbukit, sampai ada yang meyerupai ekor ikan. Legenda Danau Toba Dari berbagai literatur cerita rakyat, konon katanya, inilah asal Danau Toba. Legendanya, dulu ada seorang pemuda bernama Toba. Dia mendapat ikan emas besar dan dapat berbicara saat memancing. Ketika dibawa ke rumah, ikan berubah menjadi perempuan cantik. Toba lalu menikahinya dengan syarat, jika kelak memiliki anak, jangan pernah menceritakan siapa ibunya. Mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Patrick van Katwijk Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima berpose dengan latar belakang Danau Toba dan pulau Samosir di kejauhan Suatu hari, kenakalan Samosir membuat Toba tak bisa menahan marahnya. Dia menghardik anaknya dan menyebutnya sebagai anak ikan. Samosir langsung mengadu kepada ibunya. Seketika sang ibu murka dan menyuruh anaknya mencari tempat paling tinggi karena hujan badai akan terjadi. Benar saja, air menenggelamkan Toba beserta daratan di sekelilingnya. Istrinya kembali jadi ikan dan dataran tinggi yang diinjak anak mereka menjadi Pulau Samosir. Dari sudut pandang geologi, menurut Gagarin, Pulau Samosir berasal dari endapan Danau Toba pasca-letusan tahun lalu yang membentuk kaldera, kemudian terisi air. Setelah tahun, endapan danau terangkat ke permukaan karena tekanan dapur magma. Banyak misteri yang belum terkuak dan harus diteliti. Kata Gagarin, hal ini wajar karena pasca-erupsi terakhir Gunung Toba, Sumatera Utara menjadi daerah paling parah tertutup debu dibanding Samudra Hindia atau kutub utara. Menurutnya, letusan membuat tanah di Sumut subur. Perkebunan karet, sawit, dan kopi terhampar luas. Dia mengajak mensyukuri Youngest Toba Tuff. ā€œDari sisi tambang, debu vulkanik yang menyelimuti Sumut sangat tebal. Kita prediksi ketebalannya sampi 500 meter. Kemampuan penelitian belum maksimal, masih banyak potensi dari letusan Toba yang terabaikan," ujar dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
DialogDanau Toba Storytelling Danau Toba Cerita Singkat Asal Usul Danau. Jokowi Berdialog dengan Tokoh Masyarakat di Sekitar Danau Toba. Legenda berdiskusi tentang masalah di sekitar danau toba dialog itu digelar di ruangan yang sebelumnya menjadi ruang rapat terbatas presiden jokowi''Legenda Batu Gantung Kota Parapat Bahasa Inggris
. 2 234 226 321 167 139 27 271

dialog tentang danau toba